Sukseskan Target Pemerintah Save Generasi Emas 2045

Demi mencapai target Indonesia bebas dari gizi buruk ganda pada anak-anak dan menekan angka kematian pada bayi dan ibu hamil. Pemerintah mencanangkan program Save Generasi Emas 2045, untuk mencapai target ini diharapkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi anak terus dilakukan, agar tecapainya target ini.

Kami ikut mendukung mensukseskan target pemerintah #SaveGenerasiEmas2045 

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, namun hingga saat ini  masih saja mengalami gizi ganda pada anak-anak yaitu gizi kurang yang menyebabkan pendek (stunting)dab gizi lebih yang menyebabkan obesitas. Data Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi balita pendek (stunting) di Indonesia sebesar 35,6% yang sekaligus mengakibatkan Indonesia menjadi negara ke-5 terbesarvdiabetes, jantung , hipertensi, obesitas dan stroke pada usia dewasa.

Sementara, dari gizi lebih, Indonesia mengalami peningkatan angka obesitas pada anak yang naik hingga 3 kali lipat. Mereka berpotensi mengidap berbagai penyakit setelah dewasa, antara lain diabetes penyakit jantung dan kanker. Kajian Glibal Burder of Diseases yang dipublikasikan jurnal ilmiah, Lancet, pada 2014 menempatkan Indonesia diposisi 10 dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi didunia.

Kemarin (19/09/2017) di Balai Sarwono Jakarta, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), bekerjasama dengan komunitas #KebayaKopidanBuku menyelenggarakan Blogger Meeting yang dihadiri oleh Komunitas Blogger Cihuy dan Ibu-Ibu PKK. Mengangkat tema "Mari Mewujudkan Generasi Emas 2045". Acara itu berlangsung dari pukul 10.00 wib sampai 16.00 wib, dengan tiga sesi yaitu
1.  Ibu Cerdas Anak Berkualitas
2. Gizi Untuk Bayi dan Anak
3. Yuk, Jadi Konsumen Yang Cerdas
#SaveGenerasiEmas2045

Ibu Cerdas Anak Berkualitas
Materi Ibu Cerdas Anak Berkualitas ini dibawakan oleh Dr. Dr. Dwi Hastuti, MSC selakunkepala divisi perkembangan anak, Departemen IKK, FEMA, IPB, dan pengelola Labschool Pendidikan Karakter IPB.

Dr. Tuti (panggilan akrabnya) mengajak sharing para peserta diskusi ini. Anak itu ibarat kertas yang masih kosong, tergantung para orangtua bagaimana membuat karakter anak tersebut terbentuk. Maka dari itu Ibu harus mengenali anaknya seperti apa. Ada pepatah mengatakan buah tidak jauh jatuh dari pohonnya jadi sudah jelas, kebiasaan atau karakter anak pasti seperti orang tua nya. Anak itu secara tidak langsung belajar dari apa yang mereka lihat sehari-hari.

Perlu diingatkan ya, anak itu peniru yang ulung loh. Jadi berhati-hati, jangan memperbincangkan masalah didepan mereka atau sampai bertengkar dihadapannya. Secara tidak langsung kita sudah mengajarkan kebiasaan yang tidak benar. Sebab karakter anak sudah terbentuk sejak mereka masih kecil.

Momen yang paling penting untuk mengajarkannya berbagai hal adalah disaat makan. Berikan kebebasan memilih yang mereka sukai untuk makan. Seperti putri Saya, disaat saya menyuapinya dengan nasi tim yang dicampur dengan hati ayam pasti dikeluarkannya lagi. Tapi kalau dibuatkan nasi tim yang dicampur dengan kaki ayam atau telur, dia dengan memakannya.

Sejak dia mulai makan makanan pendamping asi (mpasi), saya menyuapinya berbarengan saat makan siang bersama bapaknya. Suami saya selalu makan siang dirumah, karena jarak tempatnya bekerja hanya 500 meter. Sambil menyuapinya, kami selalu mengajaknya bermain atau berbicara. Kami tidak membiasakannya menyuapi sambil berjalan-jalan atau membawanya ke tempat bermain. Ibu saya selalu cerewet agar tidak memberi makan sambil berjalan, yang ditakutkan adalah nantinya menjadi kebiasaan buruk hingga dewasa.

Bersyukur kami masih membudayakan makan bersama, walau pun anak-anak kini menjelang remaja dan banyak akifitas. Makan malam jadi momen berkumpul keluarga, sharing atau mendengarkan cerita disaat mereka berada disekolah. Kami sebagai orang tua mencoba menjadi sahabat dan teman curhatnya. Dari kebiasaan itu lah anak-anak jadi terbiasa terbuka dan jujur. Saya tidak membiasakan mereka untuk jajan diluar. Saya selalu menyempatkan diri untuk memasak. Karena sudah terbiasa makan makanan dari rumah, anak dan suami kadang suka bingung kalau sampai saya tidak masak (ada kalanya Saya sedang pergi ke luar kota).

Meskipun kedua putri saya sudah duduk di bangku kuliah dan SMK, tapi mereka masih membawa bekal dan sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Benar juga sejak dini anak-anak wajib diajarkan sambil didampingi dan selalu beri kesempatan menentukan pilihannya. Maka disaat usia remaja atau dewasa nanti menjadi anak yang cerdas, bertanggung jawab dan tidak terpengaruh. Si anak pun cenderung rasional bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.

Setiap anak pasti beda karakternya, walau pun mereka dilahirkan dengan rahim yang sama. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus memahami dan mengenal karakter nya. Karakter anak terbentuk atas 2 hal yaitu kebiasaan dan teladan. Kontrol diri terbentuk dimana ada bonding dan sentuhan. Maka dari itu yuk, biasakan makan bersama dan jadikan momen tersebut momen yang paling membahagiakan. Banyak sekali pelajaran yang didapat anak saat makan yaitu menghargai makanan, anak bisa menghabiskan makanannya dan belajar menghargai orang-orang yang menyiapkannya.

Gizi untuk Bayi dan Anak

Sesi kedua ini dibawakan oleh Prof. Dr. Dodik Briawan peneliti  di Pusat Pengembangan IlmunPengetahuan Teknologi Pangan dan Pertanian Asian Tenggara, SEAFAST CENTER IPB 2017. Sesi kedua ini lebih Prof Dodik lebih membahas takaran gizi yang dibutuhkan anak-anak dan peran penting Ibu dalam memenuhi gizi pada anak dan seluruh anggota keluarga. Pentingnya pemenuhan gizi sejak masa dalam kandungan. Anak-anak yang mendapat gizi yang baik akan membuat tumbuh kembangnya baik dan kelak dewasa nanti menjadi orang yang berkualitas secara fisik, mental dan intelektual.

Disini Prof Dodik pun memberikan tips memberikan gizi yang baik dan sesuai dengan usia anak. Beliau pun menyarankan untuk mengetahui tentang gizi bisa mereferensi dari berbagai sumber yang valid, seperti Kemenkes dan Bpom jika di pemerintahan. Bisa juga mereferensi dari Asosiasi profesi atau dari Internasional Agency/Institution.

Disaat kehamilan dan pertumbuhan janin dibutuhkan gizi mikro dan protein untuk membangun tinggi badan yang potensial. Selain gizi mikro saat hamil butuh kalori untuk membangun berat yang potensial. Untuk mencapai tinggi dan berat badan optimal, dibutuhkan seluruh zat gizi (mikro dan makro) secara seimbang. Yang diperoleh darinmenyusui esklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan asi dan mpasi.

Kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada bayi berusia 0-6 bulan hanya butuh asi ibunya saja. Tidak ada yang lebih baik makanan untuk bayi selain ASI Esklusif. Ibu pun harus mengetahui kebutuhan AKG pada bayinya. Lebih baik jangan diberi susu formula.

Anjuran Porsi Sehari Untuk Balita sumber. Kemenkes

Berbeda dengan bayi usia 0-6 bulan, untuk bayi usia 6-9 bulan tetap diberikan asi, tapi di usia 6 bulan keatas bayi tersebut butuh makanan pendamping seperti memberi makanan lunak sebanyak 3 kali sehari. Sebaiknya untuk anak usia 6 bulan diberi bubur 6 sendok saja, usia 7 bulan diberi bubur 7 sendok. Untuk bayi yang sudah berusia 8 bulan sudah bisa diberi makanan yang dilumatkan seperti nasi tim yang disaring. Usahakan membuat sendiri, hindari makanan instan.

Pada usia 9-12 bulan bayi tetap diberi asi, dan makanan yang lembut. Usia 9 bulan bisa diberi nasi tim sebanyak  sendok, untuk usia 12 bulan sudah bisa diberikan nasi atau makanan orang dewasa. Ditambah selingan atau cemilan seperti biskuit, buah , atau kue sebanyak 2 kali sehari..

Untuk usia 6-24 bulan berikan MP-ASI dengan komposisi beragam seperti makanan pokok, lauk hewani dan nabati, sayur, buah. Pangan tinggi gizi dan berikan sering sebanyak 3 kali sehari dan asi tetap diberikan.

Yuk, Jadi Konsumen Yang Cerdas

Materi di sesi ketiga ini dibawakan oleh Natalya Kurniawati, staf bidang penelitian YLKI.  Materi dibuka dengan ajakan untuk menjadi konsumen yang cerdas. Memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan terlebih lagi menjadi konsumen yang teliti. Sebelum membeli sesuatu barang atau pangan, sebaiknya konsumen memeriksa kode produksi, label(apakah terdaftar di Bpom, Halal dan SNI) dan tanggal kadaluarsa nya.

Seperti saat ini yang sedang ramai dibicarakan, #SKMBukanSusu banyak yang keliru menjadikan susu kental manis sebagai susu formula. Mirisnya lagi itu diberikan pada anak diusia 1 tahun ke atas. Sebenarnya adalah #SKMBahanPangan seperti untuk toping es campur, puding atau kue.
Baca juga http://www.tatisuherman.com/2017/09/setiap-susu-berbeda-dan-jangan-salah.html

Konsumen pun mempunyai hak antara lain;

Ruang partisipasi publik

●Hak atas kenyamanan, keamanan, & keselamatan dalam berkonsumsi
●Hak untuk memilih barang jasa
●Hak atas informasi yang benarm jelas & jujur
●Hak untuk didengar pendapat & keluhannya
●Hak untuk mendapat advokasi, perlindungan, & upaya penyelesaian sengketa
●Hak untuk mendapat pembinaan & pendidikan konsumen
●Hak untuk diperlakukan/dilayani secara benar & jujur serta tidak diskriminatif
●Hak untuk mendapatkan kompensasi/ganti rugi

Lalu apa saja tanggung jawab kita sebagai konsumen?

●Membaca/mengikuti petunjuj informasi & prosedur pemakaian/ pemanfaatan barang
●Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/ atau jasa
●Membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati, dan
●Mengikuti upaya penyekesaian konsumen secara patut.

Jika kita dirugikan sebagai konsumen sebaiknya menghubungi pelaku usaha atau gunakan ruang partisipasi publik seperti qlue, YLKI, atau KPI

Tentang YLKI

YLKI didirikan pada tanggal 11 Mei 1973, merupakan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) pertama di Indonesia. Semangat YLKI adalah memberdayakan konsumen agar mampu melindungi dirinya sendiri & lingkungannya. YLKI bergabung dengan Organisasi Konsumen Internasional (International Organization of Consumer's Union - IOCU) sejak 15 Maret 1974 dan telah menjadi Anggota Penuh dan Organisasi yang sekarang dikenal sebagai Consumers International (CI).





Komentar

  1. paling puyeng kalo anaknya dikasih makanan, tapi enggak mau makan. sementera pilihan makanan juga enggak banyak.

    BalasHapus
  2. Harus jadi ibu cermat nih, agar menciptakan generasi Emas 2045

    BalasHapus
  3. Sebagai ibu, kita perlu banget memperhatikan asupan makanan anak ternyata ya, Mbak, karena hal ini akan berpengaruh bagi masa depan anak di masa depan. Dan baru tahu juga kalau pola makan anak sedikit banyak dipengaruhi oleh pola makan ibunya. Ini acara bagus banget.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan