PARARA Mini Festival 2025 Kembali di Gelar Demi Menjaga Ketahanan Pangan Berkelanjutan
PARARA Mini Festival 2025 Momentum Hari Pangan Sedunia
PARARA festival ini digelar sejalan dengan momentum Hari Pangan Sedunia 2025, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan sistem pangan adil, damai dan berkelanjutan. Tahun ini PARARA mini festival 2025 kembali hadir dengan mengandeng lebih dari 16 komunitas. Di pameran ini mereka menampilkan produk unggulan mulai dari pangan sehat, kerajinan tangan hingga karya fashion yang terinspirasi dari kain tradisi.
Kemarin selain belanja di beberapa stand saya dan teman bestie, mengikuti talkshow Literasi Pangan Lokal, mengangkat tema "Peran Perempuan dalam Perhutanan Sosial untuk Mendukung Ketahanan Pangan". Narasumber yang hadir, ada Riska Agustina Afilla selaku Perempuan Pendamping PS, Ibu Karnelis Ketua Pakebucu (KUPS Perempuan LPHD Mahara) dan Mardiansyah Sekretaris KTH Mulya Sari Cilangkap, Lebak, Banten. Perhutanan Sosial sangar berperan penting untuk merawat pangan dan ketahanan pangan berkelanjutan. Tentu saja peran penting perempuan ikut dilibatkan untuk bersama-sama ikut membangun ekonomi desa. Seperti yang Pak Mardi jelaskan, ijin kelola perhutanan masyarakat setempat sebaiknya diurus dengan baik agar menjadi legal dan bermanfaat untuk ekonomi setempat, namun sayangnya SDM di desa masih sangat rendah sehingga banyak potensi hutan yang tidak di kelola dengan benar.
Seputar tentang FKKM (Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat)
Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM), adalah lembaga multipihak yang mempromosikan, mendorong, dan mengawal Kehutanan Masyarakat (KM) untuk peningkatan penghidupan ketahanan pangan dan hutan berkelanjutan. FKKM ini didirikan di Fakultas UGM Yogyakarta, pada 24 September 1997. FKKM mendirikan Yayasan Kehutanan Masyarakat Indonesia (YKMI) pada tanggal 1Mei 2012 sebagai legal standing untuk kerjasama pihak ketiga.
Berbeda dengan seorang pendamping perempuan yang banyak tantangan nya dilapangan, teh Icha sapaan akrabnya Riska Agustina Afilla. Banyak ibu-ibu yang masih enggan untuk terlibat langsung untuk hadir di sebuah forum, yang hanya mengandalkan suami nya. Hanya karena tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal jaman semakin modern, perempuan juga setara dengan laki-laki meski jangan sampai melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan, istri dan ibu. Karnelis ketua kelompok Pakebucu (Kelompok Butuh Cuan) ini berbagi pengalamannya yang kini beranggotakan hanya 7 orang dengan modal awal 25ribu perorang ini, ingin menambah cuan dan memperbaiki ekonomi dengan menjual produk lokal keripik pisang berawal hanya 3 rasa sekarang sudah berinovasi menjadi 5 rasa. Namun sayangnya kendala yang sering dihadapi adalah pisang sebagai bahan dasar dan juga modal usaha.
Semoga kedepannya melalui PARARA banyak pelaku usaha di pelosok dapat terbantu sehingga ekonomi di pedesaan semakin maju.
Sekilas Tentang PARARA
Panen Raya Nusantara (PARARA) lahir dari inisiatif Festival SLIMs (Sustainable Livelihoods Initiative and Models) oleh NTFP-EP Indonesia bersama mitra. Sejak tahun 2015, PARARA hadir sebagai gerakan bersama untuk memperkuat UMKM, produsen lokal, dan komunitas adat dalam memperkenalkan produk unggulan daerah lewat promosi, capacity building, serta festival dua tahunan.
Semoga pangan lokal semakin maju dan berkembang dan banyak binaan dari FKKM bisa mandiri dan hasilnya lebih luas terjangkau
BalasHapusBagus banget Parara ini, karena mendukung UMKM trs maju dengan berbagai aspek. Karena jujur produk lokal ga kalah bagusnya kok
BalasHapus