Lindungi Bumi Dan Alam Sekitar Adalah Tangung Jawab Kita Bersama

Sadar ga sih semakin hari, bumi kita bertambah panas. Bahkan di saat hujan pun udara di Jakarta tetap aja sumuk (kata orang Jawa), padahal hujan tapi tetap aja gerah. Kulit juga semakin sensitif aja, bruntusan banyak biang keringat dan juga gatal-gatal. Kalau udah cuaca kaya gini, rasanya ingin menyatu dengan alam. Itu lah sebabnya saya lebih suka glamping di alam bebas, ketibang staycation di hotel. Di kota Bogor aja, panasnya nampol seperti di Jakarta. Padahal ya dulu jaman saya kecil, Bogor itu udaranya sejuk banget dan di puncak lebih sejuk lagi pada siang hari. Jadi meski di siang hari udaranya tetap aja sejuk, tapi kalau sekarang sama aja seperti di Jakarta.

Ini penyebab terjadinya pemanasan global 

Lindungi bumi dimulai dari diri kita sendiri


Dari kabar yang beredar yang saya lihat di internet, bumi kita ini dalam fase pemanasan global (global warming) . Di kutif dari wikipedia Pemanasan Global disebut juga Perubahan iklim atau krisis iklim adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer, daratan bumi dan laut. Nah periode perubahan iklim ini juga terjadi pernah terjadi di masa lalu. Namun perubahan iklim pada saat itu lebih cepat dan penyebabnya bukanlah dari sebab-sebab alamiah.

Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat ini, ialah

pencemaran gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, bensin, dan solar untuk produksi energi ialah pemasok terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya ialah seperti sejumlah praktik pertanian tertentu, proses industri, dan penggundulan hutan. Karena sifatnya yang transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga memanaskan permukaan Bumi. Namun ketika gelombang ultraviolet dari sinar matahari diserap lalu dipancarkan kembali oleh permukaan bumi menjadi radiasi inframerah, gas-gas rumah kaca tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan global.

Dampak Emisi Karbon pada perubahan iklim terhadap lingkungan


Tahu ga kalau emisi karbon pada perubahan iklim terhadap lingkungan ini, memberikan dampak yang sangat besar sekali bagi aspek kehidupan, seperti lingkungan, kesehatan (timbul beberapa penyakit baru yang berevolusi) sampai kegiatan perekonomian ( kegiatan pertanian, kehutanan, pariwisata dan lainnya yang dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu). Mirisnya lagi Indonesia menempati urutan ke-8 penghasil emisi karbon pada tahun 2018 menurut data World Resource Institute (WRI). Meskipun Indonesia memiliki hutan tropis yang luas tetap aja ya menjadi penghasil emisi karbon tertinggi no. 8 di dunia.

Emisi Karbon adalah, gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon Co2, solar, bensin, LPG serta bahan bakar lainnya.

Yuk Mulai dari diri kita sendiri untuk meminimalisir dampak Emisi Karbon

Tentu saja ini menjadi tanggung jawab kita bersama, dan cara mengurangi Emisi Karbon ini, di mulai dari diri sendiri yaitu menggunakan transpotasi umum, mengurangi menggunakan kendaraan pribadi untuk jarak dekat. Mengurangi penggunakan plastik, untuk pembelian produk bahana makanan atau makanan seperti membawa botol minum atau wadah makan. 

Jadi mulai dari sekarang, biasakan membawa botol minum dan kotak bekal sendiri dari rumah. Saya pun lebih suka menggunakan transpotasi umum kemana-mana. Karena transpotasi umum, lebih murah, cepat, dan terjadwal. Naik kendaraan umum juga bisa bantu bakar kalori loh, dari rumah saya ke stasiun atau halte transjakarta itu jarak tempuh sekitar 1000 langkah pulang pergi, belum lagi ke tempat kerja dari stasiun/halte itu sekitar 1500 langkah. Lumayan kan ya kalo setiap hari kita lakukan bisa sekalian aktivitas fisik atau olahraga rutin loh. Bukan cuma hidup sehat tapi juga hemat loh, dengan menggunakan transpotasi dan juga bawa air minum dari rumah.

Upaya Pemerintah dalam menanggulangi dampak emisi karbon




Dari Pemerintah pun berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi dampak emisi karbon ini. Indonesia  melakukan transisi ekonomi hijau yang memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan. Dikutif dari ekon.go.id, Untuk memuluskan transisi tersebut, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dengan kondisi business as usual dan apabila berkolaborasi dengan dunia internasional dapat ditingkatkan menjadi 41%.

Selanjutnya, guna mencapai komitmen tersebut, Pemerintah telah merencanakan dan mulai mengimplementasikan beberapa langkah strategis pada beberapa sektor kritikal perubahan iklim, yaitu sektor Forestry and Other Land Uses (FOLU), energi, pertanian, pengolahan limbah, serta Industrial Process And Product Uses (IPPU).

Kalau diberi saya kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim, saya akan membuat beberapa kebijakan di mulai dari lingkungan saya sendiri dulu. Kalau memungkinkan saya akan menaikan pajak mobil mewah, rumah mewah wajib memakai kompor listrik, memaksimalkan pembangunan taman di sekitar lingkungan RW. Bingung juga sih hahahah tapi yang penting mulai dari sekarang jangan tunda lagi, agar bumi kita terlindungi.

Yuk kita #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku kalau saya dimulai dengan menggunakan transpotasi umum, membawa tas belanja dan membawa tumbler dari rumah. Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kamu apa nih gaesss??? Boleh dong komen tulis di kolom komentar ya....🥰





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan