Support Untuk Anakku Yang Bertugas Sebagai Perawat Pasien Covid 19

Setelah lulus SMA, putri pertama ku memilih melanjutkan pendidikannya ke Akademi Perawat. Demi apa..aku juga sebagai ibunya terkejut, karena dia memilih menjadi perawat sedangkan dia sama sekali jijik dengan sampah atau kotoran (sejak kecil hingga saat ini dia jijik ga mau cuci piring). Setelah aku tanya alasannya dia memilih jurusan itu, dia bilang "ingin merawat bapaknya, ketika tua nanti" (sayang ketika semester 4, bapak dipanggil Yang Maha Kuasa terlebih dahulu). Selain terinspirasi ingin merawat bapaknya, Kaka Indri (panggilan kami padanya) juga ingin merawat pasien yang kurang mampu untuk mendapatkan perawatan yang sama pada pasien lainnya. Aku sebagai orangtua nya hanya bisa mendukung mensupportnya serta mendoakannya.

Wisuda dirumah (2020)

Sejak SMP kelas 9, Kaka sudah menderita tiroid dan Alhamdulillah sekarang sudah normal hormon tiroid nya tetapi masih konsumsi tyrozol 10 mg setiap hari. Makanya saya arahkan dia untuk kuliah di Akademi Keperawatan Husada, yang lokasinya hanya 2 km dari rumah juga rumah sakit tempat dia kontrol. Sebulan sekali dia kunsultasi ke dokter penyakit dalam di RS Husada, jadi ketika sedang kontrol tidak menggangu waktu kuliahnya.

Tanpa terasa waktu terus berlalu, tiap hari saya antar jemput ke kampus dengan motor tua kami, kecuali saat dia praktek di rumah sakit lain. Saat semester 4 saya sempat merasa khawatir, karena suami saya meninggal dunia karena komplikasi pembesaran jantung akibat hipertensi. Saya khawatir, dia akan trauma melihat pasien yang meninggal atau dengan suasana rumah sakit karena kenangan dari bapaknya. Ternyata anak saya berusaha untuk profesional, karena diawal dia memasuki akademi sebelumnya sudah di sumpah terlebih dahulu. Katanya memang ada rasa nyeri, tapi dia berusaha kuat mengingat profesi yang sudah dipilih olehnya.

Lega rasanya mendengarnya, sekaligus bangga karena putriku sudah mantap untuk mengabdikan dirinya untuk kepentingan orang banyak. Sejak semester 2, Kaka memang sudah terlatih dan praktek langsung menangani pasien di RS Husada dan RS Koja Jakarta Utara, karena mahasiswa akper lebih banyak praktek langsung dirumah sakit daripada belajar di kampus . Ketika dia sedang menyiapkan pendidikan terakhirnya atau semester 6, Covid 19 masuk ke Indonesia. Akhirnya mengikuti SFH belajar dirumah, dan kegiatan belajarnya pun sampai wisuda nya dilakukan dari rumah. Ke kampus hanya menyerahkan KTI (Karya Tulis Ilmiah).


Alhamdulillah anakku salah satu mahasiswa terbaik (Cum Loade) pada lulusan 2020 (lulusan corona). Virus Covid 19 belum juga menghilang dari muka bumi ini. Sudah sebulan lebih Kaka bekerja di RS Graha Kedoya Jakarta Barat. Alhamdulillah..keamanan untuk perawat disana diutamakan, dari makanan untuk perawatnya lengkap dengan susu dan vitamin. Sebelum bertugas, Kaka di rapid dulu dan kemarin di S. Swab, Alhamdulillah hasil negatif. Meski begitu, kami berusaha tidak lengah, terutama Kaka yang interaksi langsung dengan pasien Covid 19. Saya tidak lelah untuk terus saling mengingatkan agar tidak menyepelekan hal-hal kecil sekalipun. Sebelum dia pulang kerumah, Kaka sudah mandi dan bersih-bersih sesampai dirumah Kaka langsung mandi. Saya dan dede pun melakukan hal yang sama, menjaga agar kami terlindungi dari virus ini.

Sejak Kaka bertugas menjadi perawat pasien Covid 19, kami sekeluarga mengkonsumsi suplemen Vitamin C dan Lianhua juga Protein, sayur dan buah. Setiap hari saya mengantarnya sampai halte busway sawahbesar dan pulang nya kembali saya jemput, karena jarak dari rumah ke halte 700 meter. Setiap pagi sebelum berangkat tidak lupa saya katakan "Bismillah Ka, semangattt", ketika pulang dengan wajah lelahnya dia masih semangat bercerita saat dia menangani pasien Covid 19 dengan berbagai karakter. Semakin banyak pasien Covid 19, nakes memang kewalahan. Di satu lantai pasien ada 20 orang sedangkan perawat yang bertugas hanya 4 orang.

saat ini kita sedang memerangi Covid 19 yang membuat para nakes kewalahan. Semoga kita tetap kerjasama melawan virus ini, karena Covid 19 memang nyata kawan. Tetap jalani protok kesehatan Memakai masker, Mencuci tangan secara berkala dan Menjaga jarak. Sebaiknya kurangi kegiatan diluar rumah, tetap stay dirumah bantu para nakes. Kasihan mereka dengan tenaga terbatas, harus menangani pasien covid yang tiap hari terus bertambah. Kita dukung mereka dari rumah.


Saya sebagai orangtua tunggalnya, hanya bisa memberi semangat dan dukungan agar dia tetap semangat dan bisa menjaga dirinya. Setiap saat selalu saya memohon Kepada Allah swt, agar Kaka selalu dalam LindunganNya. Dilindungi dari segala macam penyakit dan virus, dilindungi dari orang-orang yang dzalim (senior, atasan dan pasien yang dzalim). Alhamdulillah, dia sudah mencintai pekerjaannya dan menjalani nya dengan ikhlas, bisa menghadapi segala tuntutan di tempatnya bertugas. Bersyukur lingkungan kerjanya baik dan nyaman untuk bertugas. Tekanan yang diterimanya pun hanya saat menangani pasien yang ngeyel dengan emosi yang tidak stabil. 

Kami bangga mempunyai anak yang ikhlas mengabdikan dirinya untuk ikut berperang melawan Covid 19. Semoga tugas mulia ini menjadi jembatan mu ke surga nanti. Semoga segala impian dan cita-cita mu tercapai dan dimudahkan mencapainya. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu...Semangattt Anakku..Pahlawanku. Bapak disana pasti bangga sama Kaka. Semoga Kaka bisa mewujudkan impian melanjutkan S1 dan mendapatkan beasiswa di Jepang Aamiin. 

Semangatttt Anakku... 

Komentar

  1. Salut sama anak Kakak, saye yakin Bapaknya akan tersenyum melihatnya dari alam sana. Sehat dan selalu untuk anak Kakak. Amin Ya Allah...

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Tiroid Bukan Penyakit Menular Namun Bisa Mengakibatkan Kematiaan