Karena Perempuan Juga Butuh Dihargai

Ketika bicara tentang gender, perempuan selalu saja menjadi mahluk yang teraniaya. Dulu Kartini begitu memperjuangkan menuntut hak-hak perempuan untuk disamakan dengan Laki-Laki. Beruntung untuk wanita yang terlahir pada saat sudah merdeka.  Kita bisa sekolah, bekerja seperti para pria. Tapi tahukah sebenarnya, perempuan masih saja teraniaya pada saat melakukan kegiatan yang mungkin bagi sebagian orang itu dianggap menyalahi kodrat.

Bila seorang perempuan pulang bekerja larut malam, sebagia orang atau tetangga dirumah menganggapnya negatif.  Dianggapnya mereka menjual diri, atau ketika seorang istri bekerja seharian penuh selalu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang bernada negatif. Seakan memojokkan kami para perempuan yang memang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam keluarga.

perempuan
Perempuan juga butuh didengarkan 

Perempuan bisa berkarya, bekerja harus diakui tidak lepas dari keberpihakkan kaum laki-laki, padahal secara umum sebenarnya kaum perempuan  memiliki kemampuan yang sama. Kendala perempuan di era digital adalah perspektif masyarakat (keluarga) yang juga harus bisa menyesuaikan.

Mirisnya perempuan masih saja menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, korban pernikahan anak,  dan masih banyak lagi penderitaan yang cukup banyak dialami oleh perempuan. Di kota-kota pelosok, anak perempuan masih saja di nikahkan diusianya yang masih remaja.  Dengan alasan yang klise banget, yaitu anak perempuan cukup menikah dengan lelaki tua yang kaya maka hidupnya akan bahagia.

Minggu lalu di salah satu hotel di Jakarta saya dan beberapa blogger jug rekan media mengikuti diskusi bersama VIVA TALK dan beberapa narasumber ada Bapak Eko Bambang Subianto selaku Chief of Research at Polmark dan Aliansi Laki-Laki Baru,  Ibu DR Sri Danti Anwar selaku Pakar Gender dan Diajeng Lestari (Founder Hijup)  yang berbagi  pengalaman yang membuatnya bisa menjadi sukses diusianya yang masih muda.

Mengikuti diskusi VIVATALK yang mengangkat tema "Perempuan Berdaya Indonesia Maju" apalagi mendengar Ibu Danti membahas tentang kodrat perempuan dan kontruksi gender yang patriarki. Sesungguhnya perempuan dan laki-laki adalah yang membedakan kalau laki-laki tidak menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui.  Nah hanya itu yang membedakan, selain itu selebihnya hak dan kewajiban wanita sama dengan pria.

emansipasi wanita
Narasumber VIVATALK,  Perempuan Berdaya Indonesia Maju 

Hak asuh anak adalah kewajiban dari kedua orangtua nya. Pasangan akan saling mendukung dan menjadi bagian keberdayaan perempuan atau sebaliknya.  Lalu lingkungan sosial yang membuat perempuan nyaman mengembangkan kreativitas berbasis digital.  Kebijakan pemerintah pun menjadikan suport pengembangan kreativitas perempuan di era digital.

Semoga kedepannya tidak ada lagi yang memandang rendah terhadap perempuan. Karena kami pun butuh didengar.. untuk ikut memajukan negara ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan