Keluarga Bahagia Berawal Dari Ibu Yang Cerdas

Percaya gak sih, jika seorang Ibu yang mempunyai ego tinggi, maka keluarga akan berantakan. Ibu yang selalu mementingkan kepentinganya sendiri, yang boros tidak bisa mengolah keuangan keluarga. Ini yang membuat suami mencari kesenangan lain diluar, otomatis rumah tangga yang susah payah dubina akan porak poranda. Dampaknya anak menjadi kurang perhatian, bahkan tidak jarang mereka menjadi anak yang nakal atau pendiam.

Lalu bagaimana cara menjadi Ibu yang cerdas?

Tanggal (09/09/2017) Sinarmas MSIG Life di JSC Hive Coworking Space  Jakarta mengundang Komunitas Emak-Emak Blogger untuk menghadiri diskusi mengangkat tema "Menyikapi Bullying pada Anak". Diskusi ini dihadiri oleh para pembicara Pak Swandy Sitorus selaku Section Head Quality Insurance Sinarmas MSIG Life, Aakar Abyasa Fitzuno.

Sesi foto bareng komunitas Emak-Emak Blogger bersama nara sumber dok. @sinarmasMSIGLife

Sesi pertama dibawakan oleh sambutan dari Pak Swandy Sitorus, menurut nya angka literasi keuangan di Indonesia baru mencapai angka 30%, jadi sisanya 70% belum pernah tahu akan Literasi keuangan. Sebab itu MSIG Life ingin fokus membantu pemerintah memberikan edukasi pada masyarakat. Melalui jasa keuangan untuk memberikan edukasi keuangan melalui literasi-literasi keuangan. Maraknya kasus bully pun menjadi perhatian MSIG Life, banyak yang belum terlapor kasus bully. Biasanya kasus bully ini tejadi di lingkungan sekolah, tidak menutup kemungkinan terjadi juga di masyarakat. Maka dari itu even blogger gathering ini diadakan.
Kasus bully di tahun 2014 tercatat di KPAI ada 67 kasus (kasus-kasus besar). Tahun 2015 angkanya meningkat menjadi 79 kasus.

Dari kanan Emak Mira Sahid (Founder komunita Emak-Emak Blogger), Pak Swandy Sitorus (Section Head Quality Insurance Sinarmas MSIG Life), Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. (Pakar psikologi Anak & Remaja) dan Aakar Abyasa Fidzuno (CEO Founder of Jouska Finansial)


Keuangan di dalam keluarga

Kebanyakan dari wanita pasti mempunyai pikiran "uangmu uangku dan uangku uangku". Ternyata persepsi seperti itu sudah terbawa sejak turun temurun, jadi sulit sekali menelusuri. Menurut Mas Aakar Abyasa Fitzuno, pikiran seperti itu akan membuat kita berpotensi di cerai. Logika nya setelah menikah otomatis semua pendapatan yang didapat setelah menikah, itu akan menjadi harta bersama. Tidak peduli istri atau pun suami yang mencari nafkah atau kedua-duanya.

Secara umum sosialita kita ada yang konservatif dan sangat agresif. Orang yang agresif mau pun yang konservatif bisa sama-sama sukses. Namun tidak sedikit dari mereka yang terkena middle income trap. Situasi ini dimana pendapatan seseorang sudah diatas 6 jutaan namun karena gaya hidupnya, yang mengakibatkan mereka terjebak. Pada akhirnya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.

Semakin tinggi penghasilan seseorang pasti semakin tinggi pula pengeluarannya. Sebenarnya kita butuh pondasi agar tidak terjebak dalam situasi middle income trap. Beberapa pondasi untuk menghidarinya adalah Pendidikan, Asuransi,Emergency Found, Retirement (dana pensiun), Properti, dan Investasi.
Namun semua itu kembali pada diri kita sendiri, dan pertahanan diri juga kontrol diri.

Semakin manusia itu bisa mengendalikan dirinya, maka kesulitan keuangan pasti tidak akan terjadi. Saya sebagai Ibu juga istri, selalu hati-hati dalam mengatur keuangan keluarga. Putri saya dua orang, kini yang paling besar sudah menjadi mahasiswi semester pertama di AKPER (Akedemi Perawatan) dan yang bungsu duduk di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri. Alhamdulillah kami tidak pernah kebingungan, untuk membayar biaya pendidikan anak kami.

Padahal suami hanya lah seorang mekanik genset di bengkel kecil. Dulu pertama kali kami menikah 20 tahun yang lalu, dia hanya berpenghasilan 580 ribu rupiah perbulan. Saat itu kami masih kos satu kamar dengan biaya 80 ribu rupiah perbulan. Kami sisihkan 100 ribu rupiah perbulan. Kami mencoba hidup apa adanya, walau pun banyak sekali keinginan. Suami saya tergolong orang yang pekerja keras (konservatif). Selain bekerja tetap dibengkel, dia juga menerima pekerjaan luar seperti mengecek mesin genset.

Setelah anak kami lahir dan berusia 2 tahun, kami memberanikan diri mencari rumah kontrakan. Waktu itu hanya Rp. 1.500.000 pertahun. Saya pun tidak diam saja, memang suami tidak memberi ijin untuk bekerja dengan alasan perhatian ke keluarga akan terganggu. Akhirnya saya memutuskan untuk berdagang. Uang suami, saya simpan semua jadi untuk biaya sehari-hari dan bayar listrik pakai uang hasil jualan. Bersyukur setelah 9 tahun kontrak rumah, akhirnya kami bisa membeli sebuah rumah 3×9 meter persegi dengan harga 80 juta rupiah di tahun 2008.

Uang tunjangan akhir tahun (thr) , yang biasa untuk membayar kontrakan kami simpan dibank. Sejak anak kami usia 3 tahun, saya sudah membuka rekening investasi pendidikan. Uang gaji yang terkumpul di tabungan, saya masukkan ke deposito. Mengingat umur suami sudah memasuki usia 46 tahun. Saya membuka investasi untuk masa pensiun, maklum lah kita hanya pegawai swasta. Jika tidak menyimpannya dari sekarang ditakutkan jika sudah tidak produktif lagi akan mengalami kesulitan keuangan.

"Yuk Atur, Uangmu"...

Pedoman hidup kami sangatlah simple, suami saya menerapkan 3 prinsip dalam keluarga yaitu (1) jangan utang (2) jangan main arisan (3) jangan kredit. Hidup tuh harus melihat kedepan, dan jangan mempunyai persepsi "gimana nanti aja". Akhirnya berakibat fatal. Alhamdulillah, kami memiliki motor, tanah, rumah dan isinya hasil dari tabungan. Saya membuka investasi di sebuah bank swasta dan kebetulan semua berasuransi. Bank tersebut bekerja sama dengan Sinarmas MSIG Life.

Mulai dari sekarang hitung pengeluaranmu, mulai dari seribu rupiah dok. @SinarmasMSIGLife


Memang sangat penting sekali merencanakan keuangan sejak dini, kami merasakannya sekarang. Semua harus direncanakan, karena tidak selama nya kehidupan itu berjalan mulus. Dengan Sinarmas MSIG Life membantu kita, banyak produk yang ditawarkan. Salah satu nya Smile Medical, yang memberi perlindungan kesehatan kepada seluruh anggota keluarga. Alhamdulillah keluarga kami sudah terlindungi semua dengan asuransi dari Sinarmas MSIG Life.

Smile Medical dok. @SinarmasMSIGLife


Agar lebih jelas tentang produk-produk yang dibutuhkan bisa dicek di www.sinarmasmsiglife.co.id.
Rencana saya kedepan nanti adalah disaat suami saya umur 55 tahun, dia harus pensiun. Niat sih mau menikmati hidup dengan mendekatkan diri kepada Nya dikampung halaman.

Menyikapi Bullying pada Anak

Materi berikutnya dibawakan oleh Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi pakar Psikolog Anak dan Remaja.
"Apa sih Bully itu?"
Bully itu adalah ada orang yang menggunakan kekuatannya dia untuk dapat apa yang dia mau yaitu menyakiti orang lain. Bully itu indikatornya ada 3 yaitu (1) menyakiti (2) disengaja atau berulang kali (3) kekuatan yang tidak seimbang. Bully ada macam-macam, ada menyakiti fisik dan verbal.

Saat ini yang sedang marak ada Cyber bully ini yang sangat kejam. Dampak negatifnya sangat luar biasa, bisa berakibat berhenti sekolah, harga diri buruk, self-harm, parah nya lagi ada yang sampai bunuh diri. Bully itu ada 3 peran, yaitu pelaku, korban, dan saksi.

"Bagaimana agar anak kita jangan sampai menjadi korban?"

Kurangnya perhatian Ibu juga keluarga yang menyebabkan anak kita disekolah bisa menjadi korban atau pelaku bully. Baiknya kita sebagai orangtua, berusaha menjadi sahabatnya, pancing dia agar mau bercerita kejadian yang dialami nya di sekolah tadi. Beri perhatian khusus, jika melihat perubahan pada diri anak, dan cari tahu penyebabnya. Sebenarnya anak menjadi korban atau pelaku bully itu yang patut disalahkan adalah Ibu. Peran Ibu adalah yang seharusnya memperhatikan kegiatan anak dirumah maupun diluar rumah.

Biasanya anak yang kurang perhatian, pasti akan mencari cara agar mendapatkan perhatian dari Ibu atau orang tua nya. Misalnya orangtua yang bercerai atau yang sibuk dengan kepentingannya masing-masing. Otomatis si anak tidak ada tempat berlindung, teman bicara yang pada akhirnya mencari kesenangan sendiri. Bisa membully temannya, memakai narkoba atau ada juga yang sampai terjerumus pergaulan bebas.

Disini seorang Ibu harus cerdas untuk melindungi keluarganya. "Yuk jadi smart Mom, Protect Your Family's Smile."



Komentar

  1. Memang ya perencanaan keuangan harus di kelola dari sekarang, sebelum terlambat dan nice share mbak informasinya

    BalasHapus
  2. ah betul ya perempuan memang hrs cerdas, krn hrs bisa didik anak, atur keuangan dll

    BalasHapus
  3. era sekarang, jadi ibu harus pintar segalanya ya, dari melindungi anak dari bullying, sampe ngatur keuangan dengan cerdas :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023