Visit Tidore Island Blogger Goes To Tidore Kepulauan part. 3

Hari ketiga di Tidore Kepulauan

Hari ketiga disini bertepatan dengan Festival Hari Jadi Tidore. Kami diajak ke Kedaton melihat prosesi Ake Dango dan Parade Lufu Kie.

AKE DANGO

(Ake: Air, Dango:Bambu)

Ake Dibu Marijang adalah air utk penyejuk dahaga, pembersih diri dan penyubur tanaman yg sumbernya di ambil dari negeri Soa Romtoha (Gurabunga wilayah adat Kesultanan Tidore). Air tersebut lalu diisi dlm sepotong bambu (Dibu) kemudian bambu/dibu bermakna kesatuan  yg berisi air sbg sumber kehidupan yg ditutupi Goliho berdaun rimbun (bermakna rakyat banyak) yg dibungkus dgn kain putih sbg lambang pelindung (pemimpin) yg berhati suci melindungi rakyat.
Semua makna itu mengajarkan utk menciptakan kehidupan rakyat yg lebih bermutu dgn pemimpin yg satu hati, langkah dan tekad bersama rakyatnya tanpa melupakan rasa syukur pada Yg Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya. Air tersebut lulu dibasuh dan percikan ke wajah pemimpin utk mengingatkan agar selalu suci dlm berpikir, perkataan dan tindakan.

                               Pemberian Ake Dango pada Sultan

Parade Joanga 

(Lufu: Keliling, Kie: Gunung)

Parade Joanga (Kapal) sama seperti ritual lainnya Lufu Kie ritual didahulukan dengan berdoa membaca doa selamat setelah itu barulah Sultan dan para pengawalnya memasuki Kapal Kesultanan (Kagunga). Pormasi di parade Lufu Kie ini adalah Kapal Sultan ada di barisan ketiga, kapal pertama adalah kapal yang ditumpangi oleh Marga Madsoli yaitu marga yang masih ada hubungan kerabat dengan Sultan bertugas mengatur pemerintahan kesultanan dan Pembawa jalan Sultan jadi Marga Madsoli ini kemana Sultan pergi, maka marga Madsoli harus mengawal. Marga Madsoli ini masuk dalam struktur kesultanan. Setiap kapal mewakili marga dan jabatan di pemerintahan Kesultanan. Setelah Kapal Kesultanan barulah kora-kora atau kapal yang ditumpangi oleh para prajurit.

                                          Kedaton 

Penyambutan Sultan 



Parade Joanga ini diambil ritual Lufu Kie dan semua kapal melakukan tawaf tiga kali setelah itu, baru menuju Pelabuhan Residen disana ada keluarga besar Tidore yang menyambut kedatangan Sultan Tidore. Kunjungan Sultan ke Ternate ini untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga silahturahmi. Kedatangan Sultan disambut dengan tarian Kafita setelah itu barulah Sultan memasuki ruangan yang sudah disediakan tuan rumah. Ramah tamah dihadiri oleh walikota dan ada Ibu Sarah yang mengalungi bunga pada Presiden Soekarno pada saat berkunjung ke Tidore.

Setelah selesai ritual Lufu Kie, kami kembali ke Tidore. Kali ini aku dan teman blogger lainnya makan siang di dekat Pantai Tugu Lufa. Lumayan enak disepanjang pinggiran pantai ini berjajar warung-warung yang menyajikan makanan khas Tidore. Oh iya, pisang goreng disini unik sekali. Pisang goreng disajikan dengan sambal roa (sambal goreng yang dicampur dengan ikan roa), kacang goreng dan ikan teri juga minum air guraka ( air campuran dari cengkeh, kenari, dan gula aren), tapiii setelah mencoba itu enak sekali sampai aku gak mau berhenti makan. Sebelum kembali ke penginapan aku bersama tiga orang temanku pergi ke pantai Latufa yang persis sekali berhadapan dengan Halmahera, kurang sah rasanya bila tidak berfoto-foto, karena momen itu tidak mungkin terulang kembali jadi jangan sia-sia kan momen yang ada. 

                            Pisang goreng dan air guraka



Acara selanjutnya, bincang santai atau sharing biasa dengan teman-teman blogger lainnya bertempat di cafe miliknya Bams. Oh iya Bambs itu orang asli Tidore berketurunan arab. Orang-orang di sini sangat ramah dan welcome pada setiap orang yang mereka kenal apalagi orang yang baru mereka temui. Sultan dan Permaisuri pun sangat ramah sekali dan merakyat. Patut dicontoh .. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023