Dampak Positif dan Negatif Internet Di Kalangan Pelajar

Perkembangan jaman semakin canggih, hampir 99,9% pengguna internet. Batita yang sedang rewel pun diberi gadget pasti berhenti rewelnya. Ini yang membuat prihatin, secara tidak langsung kita sudah mengenalkan internet pada mereka. Lalu jika nanti mereka ketagihan internet disaat usia sekolah, siapa yang mau disalahkan. Terkadang kita sebagai orangtua, demi tidak ingin diganggu menyepelekan segala sesuatunya. Pada akhirnya anak sebagai generasi penerus yang akan menjadi korbannya.

Kamis, 24/08/2017 bertempat di ruang rapat Anantakupa lantai 8 Kementerian Komunikasi dan Informatika-Jakarta, mengadakan Diskusi Publik Tata Kelola Internet: Tapak Jalan Literasi Digital Anak Indonesia. Diskusi dihadiri oleh Bapak Rudiantara -Menteri Komunikasi dan Informatika-RI, Maria Advianti-Tim Pengarah "Peta Jalan (Suatu Pengantar): Perlindungan Anak Indonesia di Internet, Mantan Komisioner KPAI, Pribudiarta Nur Sitepu- Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Marsha Tengker-RAS Foundation, Pegiat Indonesia Child Online Protection (ID-COP). Diskusi tersebut juga dihadiri oleh beberapa sekolah dan dimoderatori oleh Putra Nababan.

"Dulu internet hanya ada di dalam kampus, itu pun harus ijin dulu" kata Bapak Samuel Abrijani Pangarepan, Dirjen Aplikasi Informatika. Beda dulu beda sekarang, anak SD pun sudah punya akun sosial media. Tak bisa dihindari banyak korban-korban fedopil dan penyalah gunaan internet. Sering kali iklan situs porno tampil. Harapannya kedepan diadakan diskusi ini anak-anak pelajar bisa menggunakan internet dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai terjadi seperti yang dialami oleh Yuyun, yang diperkosa oleh 14 orang anak abg sehabis nonton porno di internet.

Ibu Valentina Ginting pun menambahkan "Peran Ibu adalah yang pertama dan utama mendampingi putra-putri dalam bersosial media." Jangan sampai mereka kopi darat oleh teman yang dikenalnya lewat sosial media.

Buku Peta Jalan dan Internet Sehat


Untuk itulah maka pemangku kepentingan majemuk (multistakeholder) Indonesia dalam koridor Forum Tata Kelola Internet (Internet Governance Forum/IGF) merilis "Peta Jalan (Suatu Pengantar): Perlindungan Anak Indonesia di Internet. Buku yang merupakan naskah awal untuk memandu semua pemangku kepentingan dalam berpartisipasi secara aktif memastikan dan mengupayakan ketersediaan akses internet yang aman, nyaman dan bermanfaat bagi anak dan remaja, berikut dengan pengembangan sistem perlindungan hak-hak merekam generasi digital native, di fanah maya.

Kerangka Literasi Digital Indonesia


Ada ribuan konten negatif, walaupun sudah diblokir masih saja ada konten negatif sejenisnya," kata Marsha Tengker.
Mulai dari sekarang pintar lah dalam menggunakan internet. Kita lawan konten negatif dengan menciptakan konten-konten positif , jangan pernah memberi Like  pada konten negatif atau berkomentar bahkan menyebarkannya.

Jangan Takut Pakai Internet

Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan. Sekarang saja sudah diterapkan ujian sekolah menggunakan komputer bahkan tugas-tugas sekolah pun jawabannya ada di internet. Hanya dengan mengetikkan kata kunci (keyword) di mesin pencari (search engine). Orangtua pun dituntut mengikuti perkembangan zaman. Agar bisa mendampingi ketika anak berselancar di dunia maya.

9 Tips Menjaga Anak-Anak Tetap Aman Di Dunia Maya

1. Masuklah ke dunia inline mereka
2. Buatlah aturan
3. Ajarkan mereka untuk melindungi privasi
4. Jangan Abaikan Lokasi
5. Jadilah Sahabatnya
6 Bekerjasama dengan ISP
7. Maksimalkan browser Anda 
8. Setting mesin pencari Anda




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Back To School with Home Credit Indonesia Di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2023

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan