Tati Suherman

Assalamualaikum wr.wb, Bismillahirohmanirrohim ...setiap orang pasti punya pengalaman berbeda dan di artikel ini saya mau berbagi pengalaman pribadi tentang dahsyatnya manfaat berbagi zakat atau sedekah bagi diri kita sendiri. Tiga tahun lalu tepatnya 100hari sesudah suami tercinta meninggal dunia. Kedua putri saya memang kalau jauh atau berpisah dengan bapaknya, mereka pasti demam atau sakit. Padahal mereka cuma ditinggal satu minggu keluar kota. Makanya saya ga terlalu kaget, mereka sakit setelah bapaknya meninggal dunia. Mereka termasuk anak-anak yang kuat, karena support dari teman-temannya yang terus menyematinya baik di media sosial maupun yang sering datang main kerumah. Belilah kesulitanMu dengan sedekah atau zakat Awalnya si Kaka yang sakit, tiba-tiba kakinya lemas dan susah bergerak. Di cek kerumah sakit tidak ada penyakitnya, dan akhirnya dibawa ke tukang urut. Apapun saya lakukan agar Kaka sembuh, terus memohon Kepada Allah dan air putih yang sudah dibacakan ayat-ayat suci

Dibalik kesuksesan seseorang pasti ada kerja keras yang menyertainya. Begitu hal dengan JNE yang meraih banyak penghargaan dengan pelayanannya yang terbaik. Belum lama ini JNE dianugerahi penghargaan Indonesia Top Digital PR Award 2022 ini untuk ke-3 kalinya secara berturut – turut sejak tahun 2020. Sudah 31 tahun JNE terus menemani kita untuk mengirim barang kepada pelanggan atau orang tersayang yang terpisah pulau. JNE terus melakukan terobosan-terobosan untuk terus meningkatkan pelayanannya. Dibalik kesuksesan JNE tentunya ada campur tangan sang CEO. Mohamad Feriadi Soeprapto CEO terbaik Jadi teladan bagi karyawan dan bawahannya Bicara tentang CEO jadi ingat drama-drama korea, CEO cool dan tegas yang sangat sukses memegang sebuah perusahaan. Tapi tugas seorang CEO tuh berat bangeettt tanggung jawabnya. Ruang gerak sang CEO sangat terbatas, karena bisa mempengaruhi kinerja dan image sebuah perusahaan. Melihat kesuksesan JNE ini sudah pasti karena sang CEO yang mendedikasikan dirinya

Traveling ke Palembang ini untuk kedua kalinya, jadi gaet Andini juga sekalian silahturahim hangout ketemuan sama Blogger Palembang (Omnduutx, Deddy Huang, Astari, Ika dan Heru). Gw dan Dini di Palembang 4 hari 3 malam, 2 malam nginap di hotel dan semalamnya nginap dirumah Haryadi Yansyah @Omnduutx (itupun ga direncanakan, tadinya mau lanjut pindah hotel, ternyata ibunya Omnduutx nawarin nginap, rezeki kan ga boleh ditolak). Kunjungan kedua kali inipun, masih belum aja berjodoh ke Pulau Kamaro, mungkin disuruh balik lagi kali ya hehehehe. Foto di Rumah Limas Meseum Balaputra Dewa  Pelesiran Di Kota Pempek Palembang setelah pandemi Rencana awalnya Jakarta Palembang ditempuh lewat darat (Stasiun Rangkas Bitung-Stasiun Merak-Pelabuhan Bakauheni-Stasiun Kertapati), tetapi karena tetiba harinya dan tanggal keberangkatan berubah. Lumayan ya tiket pesawat kalau beli nya ga jauh-jauh hari, kami dapat harga 600ribuan lebih. Memang trip ke Palembang ini sudah direncanakan sejak 2019, tapi batal

Status seorang Janda memang tidak enak didengar, terlalu menyedihkan. Menjadi janda yang ditinggal mati maupun janda cerai hidup, sudah cukup meremukkan hati ini. Siapa sih yang mau menyandang status ini, hm..jadi ingat pas akhir tahun 2018 boming hastag #gantistatus. Pada saat itu gw ikut meramaikannya di sosial media dan beberapa grup whatapps. Akhirnya beneran dong gw ganti status pas 25 Januari 2019. Ya Allah...mungkin kalau kurang-kurang iman pasti gw belum bangkit sampai saat ini. Takdir tidak ada yang terlalu cepat atau lambat, semua terjadi pas pada waktunya. Ga bisa dibayangin, pasti bergidik sendiri kalau tau akan menyandang status ini. Iya ujian gw ditinggal suami disaat kami sedang bucin-bucinnya. Ga bisa tahan berpisah meski untuk bekerja, dibilang mendadak tapi ini cepat atau lambat pasti terjadi. Dia yang cuma menginap semalam di iccu rs. Tarakan, menjelang subuh keluar mayatnya. Hancur berkeping hati gw, saat itu gw menangis sejadi-jadinya dan tembok rumah sakit yang me

Padahal ini sudah tiga tahun berlalu sejak kepergiannya, tapi masih aja setiap hari Kamis hati gw ngegalau. Bukan karena gw bisa melepaskannya, entahlah pinginnya kalau tiap hari Kamis jika sedang sendiri pasti lagu-lagu galau dan sendu yang pingin gw dengar. Gw yang merasa sendiri, hati yang kosong, merasa diri paling menderita pinginnya cuma menangis hingga terlelap. Gw cuma mencoba berdamai dengan diri sendiri, mencoba memaklumi menerima dikala hati merasa sendiri. Kadang pingin mencari seseorang untuk mengisi kekosongan ini, tapi gw ga bisa dan terlalu takut untuk beradaptasi lagi. Menjalin sebuah hubungan adalah hal yang paling sulit dijalani, karena menjalin hubungan bukan untuk sehari dua hari atau hanya mengobati kekosongan hati ini. Terlalu berisiko, dan gw ga mau mengambil resiko itu. Menyedihkan memang kalau lagi kumat menderita begini. Jauh dilubuk hati ini berharap, bagaimana menjalani hari-hari yang terasa panjang ini. Gw yang lelah ini selalu merasa sendiri dan terasingk

Ada yang samaan ga kaya gw punya rambut kaku, trus ketombean kalau sehari aja ga keramas???... Setelah Ayang Beb udah ga ada, gw jdi males keramasan. Gw pikir ya ngapain lagi mesti keramas tiap hari, supaya rambut wangi terus. Ga ada komenin ini, dirumah ini nah itu alasan gw jadi jarang keramas. Mentang-mentang ga punya ayang beb, gw jadi males ngurus diri mandi cuma sehari sekali, nyisir aja ga pernah hahahahaa. Alm bebeb, lebih suka keramas tiap hari, tapi gegara ini kutikula rambut jadi berubah warna. Pernah juga, gw sampai diseret disuruh keramas gegara mandi sore ga keramas. Dia ga ada jadi ga ada lagi yang ngomel-ngomel.  Makanya shampoo sama sabun gw jadi ga habis-habis dan cucian baju juga sedikit. Rambut kusut dikit tinggal gunting, rambut putih alias uban pun mulai bermunculan. Anak-anak sih yang protes, nyuruh gw semir rambut. Karena gw ibu yang baik, dan ga pusing denger omelan maka disemirlah rambut ini. Tapi tetap masih jarang keramas, gw wangi gw cakepan dikit juga ga a